Tak Acuh

Banyak sekali di Indonesia manusia yang "tidak acuh". Individualistis. Menghilangkan nilai adat masyarakat itu sendiri yang komunal.

Yang harusnya "acuh dengan sekitar", tulus mendasar dalam "acuh", alih-alih globalisasi, datang teknologi, apakah itu adalah pembenaran?

Kemudian perlahan-lahan mulai bergeser nilai-nilai yang harusnya "acuh dengan sekitar" menjadi "acuh dengan kelompok" kemudian menjadi "ke-aku-an" 

Dahulu, saat duduk dibangku sekolah dasar (pendidikan paling dasar) telah diajarkan untuk "MENDAHULUKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN DIATAS KEPENTINGAN PRIBADI". Setelah bertemu dengan orang-orang dengan "ke-aku-an" diatas segalanya, setelah bertemu dengan orang-orang yang bahkan enggan bersikap acuh dengan merasa hebat, dan persepsi-persepsinya. Bukankah yang demikian adalah KEGAGALAN DALAM PENALARAN? 

Seperti masih banyak yang melakukan perbuatan sembarangan yang berdampak negatif bagi khalayak umum atau tidak melakukan perbuatan yang sudah seharusnya atau sepatutnya dilakukan, hei! Sebaik-baiknya orang adalah yang bisa paling bermanfaat bagi orang lain.

Ada orang butuh pertolongan ditinggal, ada orang yang kena musibah bahkan prihatin aja gak.. Kalau berada di posisi yang demikian, dan diperlakukan dengan tidak baik seperti itu bagaimana? Sebagai manusia, bertindaklah selayaknya manusia.. Tuhan sudah ciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, ada pikiran, ada penalaran, ada nurani..

Percuma berpendidikan tinggi ketika di pendidikan dasar aja sebenarnya gak lulus 😟


Semoga Tuhan memberikan petunjuk kepada setiap hamba-Nya untuk selalu acuh dengan sekitar

Comments